Pengali Kubur

Penggali Kubur dan Taman Surga
#MendidikDiriLewatKisah

Alkisah, dikisahkan oleh Syaikh Hisyam AlBurhani, Pada suatu hari di tempat pemakaman  terkenal "Addah" di Damaskus  tempatnya para Auliya, ulama, mujahid dikuburkan. Datang seorang wanita kepada penggali kubur untuk dibuatkan satu liang kubur, penggali kubur mengerjakan sesuai pesanan, setelah liang kubur jadi datang rombongan jenazah untuk menguburkan jenazah. Penggali kubur turun ke liang kubur untuk membantu menguburkan jenazah. Ketika jenazah hendak diletakkan, tetiba liang kubur itu terbuka, penggali kubur melihat bagaikan sebuah taman yang sangat indah lalu datang dua orang berkuda mengambil jenazah tersebut. Melihat kejadian demikian penggali kubur pingsan, dipercikkan air di mukanya dan penggali kubur itu tersadar dari pingsannya.
"Kenapa kamu," Tanya pengantar jenazah.
"Aku lihat taman surga dan dua orang penugang kuda mengambil jenazah," jawab penggali kubur.
Jawaban penggali kubur tidak dihiraukan alias tidak dianggap, itu hanya ilunasi belaka.   Rombongan jenazah meninggalkan penggali kubur sendirian di tempat pemakaman. Kebetulan yang diperlihatkan Tuhan hanya penggali kubur wajar jika mereka tidak percaya.

Hari berganti hari musimpun ikut berubah, tetiba datang lagi wanita yang sama menghampiri penggali kubur untuk meminta dibuatkan liang kubur lagi. Penggali kubur langsung mengerjakan sesuai pesanan. Setelah liang kubur jadi datanglah rombongan pengantar jenazah. Penggali kubur turun ke liang lahat beserta perwakilan rombongan. Jenazah diturunkan sementara penggali kubur dan orang yang di sampingnya menerima jenazah lalu jenazah diletakkan. Kejadian anehpun diperlihatkan lagi oleh Allah kepada penggali kubur, kali ini penggali kubur tidak kaget lagi, tetapi tetap diperhatikan. Dalam penglihatannya jenazah dibawa oleh dua orang dan suasana lingkungan bagaikan sebuah taman.

Selesai menguburkan penggali kubur bertanya kepada wanita tersebut.
"Jenazah itu siapanya ibu?" Tanya penggali kubur.
"Itu anak-anakku," jawab wanita.
"Amalan apa yang dikerjakan anak-anakmu ketika hidupnya?" Tanya penggali kubur lagi.
"Anak yang baru mati itu penuntut ilmu, sementara yang satu orang yang membiayai," jawab wanita lagi.

Mendengar demikian, penggali kubur berpikir untuk menuntut ilmu. Penggali kubur mendatangi sebuah masjid At-Taubah di Damascus.  Diusia antara 45-50 penggali kubur mulai menuntut ilmu kepada seorang ulama di kampungnya dia pelajari dari kitab yang rendah seperti matan jurmiyah sampai kitab besar lainnya. Akhirnya penggali kubur menjadi ulama termasyhur di Damascus beliau adalah Syaikh Abdurrahman Al Haffar.

Kisah di atas tentang  balasan orang yang menutut ilmu dan seorang donatur , bisa kita jadikan pembelajaran dalam menyikapi kehidupan ini.

Menuntut ilmu sebuah keharusan bahkan wajib bagi kita, kenapa? Karena dengan ilmu kita bisa meningkatkan kualitas hidup, kualitas kerja, dan kualitas ibadah.

Ilmu bisa mengubah kehidupan, sebuah negara yang mempunyai kualitas sumberdaya manusianya tinggi akan menjadi negara yang mempunyai peradaban tinggi. Tidak tergantung dengan negara lain hingga tidak bisa dikendalikan oleh negara lain.

Bagi kita yang selalu belajar akan menjadikan diri kita berkualitas, hingga kita tidak selalu menjadi penadah karya orang lain. Kepercayaan diri akan terbentuk, jika kita menguasai ilmu pengetahuan yang mumpuni.

Belajar tidak memandang usia dan tempat. Sejalan sabda Nabi Muhammad SAW menyatakan"Menuntut ilmu itu sejak dalam ayunan hingga ke liang lahat"  di hadits lain beliaupun bersabda"Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina,"
Begitu juga Allah akan mengangkat kedudukan orang berilmu pengetahuan.
Firman Allah.
يَرۡفَعِ اللّٰهُ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا مِنۡكُمۡ ۙ وَالَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡعِلۡمَ دَرَجٰتٍ ‌ؕ
“... Niscaya Allah Swt. akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat...” (Surah al-Mujadalah/58: 11)
Penuntut ilmu sangat diistimewakan oleh Allah hingga wafatpun Allah berikan tempat terpuji, sebagai sabda Rasulullah.

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ.
Artinya: "Barang siapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga." (HR Muslim Nomor 7028)

Demikian, penuntut ilmu dan para donatur akan bersama-sama mendapatkan kebaikan di sisi Allah baik di dunia apalagi di akhirat. Maka itu, marilah kita isi sisah hidup ini untuk senantiasa mencari ilmu dan jangan segan-segan untuk mendonasikan sebagian rezeki untuk penuntut ilmu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melangitkan Doa

Duta Guru Inspiratif DKI Jakarta; Anugerah GTK Madrasah Berprestasi Tingkat Nasional 2024.

Hadiah dari Allah yang Terabaikan