Si Buta dan Kanibal
Kisah 25
Si Buta dan Kanibal#
MendidikDiriLewatKisah
Alkisah, dikisahkan dahulu kala ada seorang yang ditakdirkan sejak lahir sudah buta kedua matanya. Dia selalu mengeluh kepada Tuhan akan kondisinya, hampir setiap saat dia mengeluh.
Suatu ketika kampung halamannya di serang oleh musuh dan penduduknya hampir semua menjadi tawanan perang termasuk si buta tersebut. Para penyerang tersebut adalah bangsa kanibal yang suka makan daging manusia. Hampir setiap pekan tawanan disembelihnya untuk hidangan makan raja serta rakyatnya.
Tibalah jatuh pada si buta,
"Masih adakah persediaan makanan untuk minggu ini?" Tanya raja kepada hulu balangnya.
"Masih ada tuan, tetapi dia tidak sempurna matanya buta" jawab hulubalang.
"Tidak enak dagingnya kalau dimakan, buang saja" perintah raja.
hulu balang bergegas menghampiri si-buta, sementara si buta hatinya sudah ketar-ketir ketakukan. "Ya, matilah daku, tubuhku dijadikan hidangan makan hari ini" kata si buta dalam hatinya yang penuh ketakutan.
"Hai, si buta. Ikut aku" bentak hulubalang raja.
"Aduh....matilah aku" kata si buta dalam hati dengan tubuh lunglai dan penuh ketakutan.
Hulu balang tidak membawa si buta ke tempat penjagalan tetapi si buta dibawa keluar.
"Pergi kau buta! Dagingmu tidak enak" hardik hulu balang mengusir si buta.
"YA, Allaaaaaaaaaah............ Alhamdulillah.....terimakasih ya, Allah andai aku tidak buta apa yang terjadi pada diriku, mungkin tubuhku sudah disate disop, digulai dan .....mungkin ini maksudmu membutakan aku." ucap si buta penuh haru.
Dengan peristiwa ini si buta baru tersadar, kenapa Tuhan menciptakan dia seperti ini.
Kisah di atas, tentang keluh kesah menyikapi hidup bisa kita ambil sebagai ibroh atau pembelajaran dalam menyikapi problematika kehidupan.
Sering kita dapati bahkan mungkin terjadi pada diri kita bagaimana kita menyikapi apa yang terjadi pada diri kita. Sering kita mengeluh terhadap sesuatu yang terjadi pada diri, di mana sesuatu itu tidak kita harapkan ya, misalnya penghasilan rendah, jabatan rendah, kerjaan menumpuk, lelah bekerja dan segudang penderitaan lainnya. Berkeluh kesah terhadap apa yang terjadi pada dirinya. Tetapi ketika mendapatkan kenikmatan sedikit saja Tuhan dilupakan. Itulah kita. Jauh sebelumnya Tuhan sudah menggambarkan bagaimana sikap manusia dalam menyikapi hidupnya.
Firman Tuhan.
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah. Apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang tetap mengerjakan shalatnya”. QS. Al-Ma'arij:19-22.
Tuhanpun telah menjawab setiap keluh kesah manusia dalam firman-Nya:
Keluhan : “Saya lelah”.
Allah menjawab dalam surat An-Naba’ ayat 9 : “… dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat”.
Keluhan : “Saya tidak sanggup dengan ujian ini”.
Allah menjawab dalam surat Al-Baqarah ayat 286 : “Aku tidak membebani seseorang, melainkan sesuai kesanggupan hambaNya”.
Keluhan : “Mengapa masalah ini sulit sekali?”
Allah menjawab dalam surat Asy-Syarh ayat 5-6 : “Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya dibalik kesulitan ada kemudahan”.
Keluhan : “Saya tidak mungkin bisa”.
Allah menjawab dalam surat Yaa Siin ayat 82 : “Apabila Allah menghendaki sesuatu, Allah hanya berkata : ‘Jadilah!’ Maka jadilah sesuatu”.
Keluhan : “Saya stress”.
Allah menjawab dalam surat Ar-Ra’d ayat 28 : “Hanya dengan mengingat Allah, hati akan menjadi tenang”.
Keluhan : “Sia-sia sudah usaha yang telah saya lakukan”.
Allah menjawab dalam surat Al-Zalzalah ayat 7 : “Siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji ‘dzarah’, niscaya ia akan melihat balasannya”.
Keluhan : “Saya sedih rasanya”.
Allah menjawab dalam surat At-Taubah ayat 40 : “Janganlah bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita”.
Keluhan : “Tidak ada orang yang mau membantu masalah saya”.
Allah menjawab dalam surat Al-Mu’min ayat 60 : “Dan Tuhanmu berkata, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan untukmu
Setiap segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini mengandung hikmah. Oleh karena itu berpikilah panjang-panjang. Janganlah kita selalu berkeluh kesah terhadap apa yang terjadi pada diri kita . Isi hidup ini dengan terus berusaha menjadi manusia yang terbaik di mata Tuhan. Bersandarlah kepada Tuhan, jika kita dekat Tuhanpun akan lebih dekat, jika kita jauh Tuhanpun akan jauh.
Demikian, Tuhan telah memberikan peta kehidupan, maka lihatlah peta itu agar kita tidak tersasar dalam berselancar mengarungi samudera kehidupan ini.
Komentar
Posting Komentar