Terbuai Kekayaan
Kisah 14
Terbuai Kekayaan
#MendidikDiriLewatKisah
Alkisah, diceritakan pada zaman Rasulullah hidup sebuah keluarga yang begitu taat kepada Allah dan Rasulullah. Ibadah tak pernah tertinggal wabilkhusus shalat berjamaah di masjid. Kondisi kemiskinan tidak menjadikan dia lupa akan ibadah kepada Allah SWT. Manusia adalah manusia juga yang kebanyakan bersifat sama ingin menikmati kebahagiaan dunia. Tetiba diapun ingin merasakan lezatnya dunia, mungkin dalam pikirannya "Enak kali ya, jadi orang serba kecukupan mau apa saja bisa tinggal minta langsung dihantar,"
Dia sering melakukan shalat berjamaah lima waktu bersama Rasulullah. Rasulullah membalikkan badan setelah shalat lalu beliau berdzikir sambil matanya melihat jama'ah hingga beliau selalu memperhatikan salah satu jama'ah yang sering pulang tanpa dzikir.
Pada suatu kesempatan Rasulullah menegurnya.
"Ya, Sa'laba aku perhatikan kamu sering terburu-buru meninggalkan masjid tanpa dzikir lagi," Tanya Rasulullah.
"Maaf ya, Rasulullah istriku sedang kedinginan di rumah karena selimutnya aku pakai untuk shalat, aku hanya punya satu. Oh iya, kadong ditanya tolong saya didoain agar hidup saya ada perubahan," jawab Sa'laba sambil merengek minta didoakan Rasulullah.
"Syukuri saja apa yang ada," pinta Rasulullah.
Sa'laba keluar meninggalkan masjid kembali ke rumah untuk memberikan selimut yang dia pakai untuk shalat. Ya, kehidupan Sa'laba cukup memperhatikan, tetapi dia tidak pernah meninggalkan shalat berjamaah di masjid.
Keesokan harinya setelah selesai shalat Sa'laba tidak beranjak dari duduknya sebagaimana biasanya. Dia terus melakukan dzikir dan doa. Ternyata diamnya dia ada maksud tertentu untuk menemui Rasulullah. Setelah semua kegiatan ibadah selesai dia menemui Rasulullah.
"Ya, Rasulullah doakan aku agar kehidupanku berubah, aku tau doamu selu dikabulkan. Tolong ya, Rasulullah," pinta Sa'laba sambil merengek.
"Sudahlah ya, sahabatku syukuri saja yang ada kamu akan menjadi hamba yang selalu bersyukur," Jawab Rasulullah sambil menasehati.
Sa'laba keluar meninggalkan Rasulullah dengan tangan hampa dan diam seribu bahasa hingga sampai rumah.
Keesokan harinya setelah selesai shalat Sa'laba melakukan hal sama menghadap Rasulullah.
"Ya, Rasulullah tolong doakan aku," pinta Sa'laba menghiba.
Dengan melihat kondisi Sa'laba memaksa. Rasulullah akhirnya mengabulkan permintaan Sa'laba untuk didoakan. Rasulullah lalu berdoa dan Sa'laba mengaminkan.
Tidak berhenti di situ saja Rasulullah juga memberikan seekor kambing untuk dikembangkan biakkan.
Singkat cerita kambing beranak Pinak hingga mencapai ratusan. Seiring bergantinya waktu dan berubahnya musim berubah pula kehidupan Sa'laba. Kini Sa'laba tergolong orang yang tajir di kampungnya. Tetapi apa yang terjadi pada diri Sa'laba dengan bertambahnya kemakmuran diapun secara perlahan tidak sempat shalat berjamaah dan lupa akan kewajibannya membayar zakat hingga Rasulullah berucap"Celakalah ya, Sa'laba."
Pada akhirnya kekayaan Sa'laba ditarik kembali hingga dia miskin dan dijauhi masyarakat. Kini Sa'laba bukan Sa'laba yang miskin terhormat tetapi terlaknat.
Kisah di atas tentang cinta dunia lupa akan akhirat bisa di jadikan pembelajaran bagi kita untuk mendidik diri dalam berselancar mengarungi samudera kehidupan.
Hidup ini tergantung kita menyikapinya, jika mengedepankan syukur maka ketenangan yang kita dapatkan, tetapi sebaliknya jika kita tidak pernah bersyukur, maka yang kita dapatkan adalah kegelisahan hidup.
Kekayaan bukan satu-satunya ukuran kebahagiaan hidup di dunia, berapa banyak orang justru diperbudak dengan kekayaan yang dimiliki. Sebaliknya kemiskinan bukan tanda sebuah penderitaan. Maka itu, tergantung kita menyikapinya.
Qona'ah ( menerima apa yang Tuhan berikan) harus ada pada setiap kita, tentunya setelah melakukan usaha maksimal. Bukan pasrah yang berlebihan tanpa adanya usaha.
Tuhan mengajarkan keseimbangan dalam hidup. Boleh mengejar dunia, tetapi jangan lupakan akhirat. Dunia itu hanya persinggahan dan hanya sementara akhirat adalah tujuan dan abadi.
Firma Allah SWT.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS Al-Hasyr [59] : 18).
Firman Allah SWT.
وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ .
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al-Ankabut 64)
Demikian, keseimbangan hidup membuat seseorang menemukan kebahagiaan, tetapi kehidupan dunia terkadang membuat kita lupa akan tujuan hidup yang sebenarnya, yaitu kampung akhirat.
Komentar
Posting Komentar