Menulis Untuk Melupakan Penyakit
Menulis Untuk Melupakan Penyakit
Suharto,M.Pd
MTsN 5 Jakarta
Alamat Rumah. Jln. Tipar Cakung RT 12 RW 07 no 68 Cakung Barat Jakarta Timur DKI Jakarta 13910.
Tidak ada yang tahu tentang apa yang terjadi ke depan, entah seperti apa kondisi kita, hanya Allah SWT yang maha tahu. Kita sebagai manusia hanya berikhtiar untuk senantiasa melakukan sesuatu yang terbaik yang sudah digariskan oleh Allah SWT dalam kitab suci Alquran dan diperjelas oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya.
Allah SWT telah menetapkan hukum-hukum baik yang tersurat maupun tersirat ( hukum alam atau sunahtullah). Jika kita mengikuti sesuai arahan-Nya pasti kita merasakan kebahagiaan dalam hidup ini, sebaliknya jika kita melanggar tunggu saja azab Allah SWT yang akan terjadi pada diri kita baik langsung di dunia atau ditunda di akhirat kelak.
Terkadang Allah SWT menguji hambanya sejauh mana keimanan seorang hamba terhadap-Nya. Mampukah seorang hamba menerima ujian darinya. Ujian Allah SWT bermacam-macam, diantaranya: ada yang berupa kesenangan hidup ( Harta, Tahta Wanita, anak dan lainnya)) berupa kesengsaraan hidup ( kekurangan harta, musibah, penyakit dan lainnya). Tidaklah anda beriman sebelum anda mendapatkan ujian dari Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْۤا اَنْ يَّقُوْلُوْۤا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَـنُوْنَ
"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, Kami telah beriman dan mereka tidak diuji?"
(QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 2)
Dan juga dalam surat Al-Baqarah ayat 155 Allah SWT menguji manusia dengan berbagai ujian.
Allah SWT berfirman:
وَلَـنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَـوْفِ وَالْجُـوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِ ۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,"
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 155)
Suatu saat kita akan berhadapan dengan ujian hidup dan kita tidak bisa lari darinya. Terus bagaimana cara menghadapi semua ini? Lari, kemana kita mau lari? Ya, hadapi saja hidup ini dengan optimisme apapun yang terjadi pada diri kita.
Kehidupan manusia dihadapkan pada dua kenyataan, kenikmatan dan musibah. Ada suka-ada duka, kemenangan- kekalahan, tertawa-tawa menangis, kesuksesan- kegagalan. Bagi manusia yang bermental Optimis mereka sangat kuat, mereka tak lemah oleh musibah, sebagaimana tidak Berlebihan saat mendapatkan nikmat. Tidak guncang oleh fitnah, sebagaimana tidak takabur karena pujian. Tak surut karena kekalahan, sebagaimana tidak merajalela karena kemenangan. Dalam situasi apa saja mereka selalu bermental Optimis dan selalu percaya diri.-waskito.
Belajar dari kisah Ibnu Taimiyah, beliau dalam menegakkan kebenaran banyak rintangan, halangan dan gangguan dari musuh-musuhnya, fitnah dan siksaan bertubih-tubih didapatkan, tetapi semua beliau hadapi dengan optimisme. Beliau berkata"Apa yang bisa dilakukan oleh musuh-musuhku kepadaku? Surgaku ada di dadaku. Bila aku di penjara, itu adalah khalwat ( mengasingkan diri untuk ibadah) bila aku diusir dari negeriku , itu adalah tandus. Bila aku dibunuh, itu adalah mati syahid."
Itulah gambaran bermental Optimis, selalu menghadapi permasalahan dengan positif thinking ketika mendapatkan kebaikan selalu bersyukur, begitu juga ketika mendapatkan masalah yang tidak baik selalu bersabar.
Akupun mendapatkan ujian yang tidak tanggung-tanggung, tetiba seluruh tubuhku lumpuh, napas dibantu alat ventilator, lidah tertarik ke dalam, suara hilang, yang masih berpungsi adalah otak ( memoriku). Akhirnya aku dirawat di RSCM Jakarta selama empat setengah bulan, entah berapa rupiah yang harus dibayarkan untuk rumah sakit. Alhamdulillah, bagus ada BPJS hingga tidak terlalu banyak untuk bayar rumah sakit. Ya, hanya menghabiskan warisan istri dan sebuah rumah pertamaku untuk menutupi biaya di luar BPJS.
Alhamdulillah, juga banyak donasi dari sahabat Facebook, sahabat guru, pengurus PGMI, para Alumni, murid-murid, saudara, tetangga, jama'ah masjid dan musholla.
Alhamdulillah, setelah setahun ada pergerakan dimulai dengan tangan kiri, memerlukan 6 bulan baru bisa memegang muka dan diikuti anggota tubuh yang lain.
Suatu hari tak disengaja handphone istri tertinggal dan berdering, melalui asisten rumah tangga saya minta diambilkan, saya mencoba menyentuh layarnya ternyata bisa terbuka dan bisa berkomunikasi dengan orang lain. Sejak itu saya minta handphone saya dihidupkan kembali yang sudah setahun lima bulan tidak aktif.
Dari sinilah saya mencoba mengingat akun Facebook, Alhamdulillah, selama tiga hari akun tersebut bisa terbuka. Maka saya akhirnya bisa berselancar mengarungi samudera Facebook dengan men-share tulisan pendek.
Setelah satu bulan saya mencoba menulis cerita tentang penyakit yang saya derita dengan judul" GBS MENYERANGKU" hingga baru sampai part 29. Senjutnya saya mencoba menulis artikel-artikel yang bertema tentang karakter. Sekarang hampir seratus lebih. Karena saya pernah menulis dan ikut pelatihan maka tulisan saya seputar tema karakter.
Hari ke hari, saya melihat ada perubahan dalam gaya menulis, apalagi ditambah mengikuti pelatihan hingga sangat membantu dalam proses menulis. Saking seringnya menulis dan hampir setiap hari menulis satu artikel bahkan lebih hingga saya lupa bahwa saya sedang sakit.
Hingga ada beberapa komentar dari teman.
" Pak Harto, jangan rajin-rajin saya malu" kata teman kerja.
" Pak Harto, hebat dan super sekali bisa menulis terus padahal sedang sakit. Sementara saya yang sehat tidak menulis, jangan-jangan sayalah yang sakit" kata teman medsos.
Saya hanya tertawa saja dalam hati atas komentar teman-teman. Oke karena itu janganlah keterbatasan menjadi penghalang untuk berkarya. Optimislah dalam menghadapi hidup ini. Karena segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, semua ada hikmahnya.
Komentar
Posting Komentar