Bermental Optimis
Suatu hari putra pertama sedang mempersiapkan presentasi untuk dipresentasikan di depan para insinyur pimpinan sebuah perusahaan. Siang malam terus dia berusaha melatih diri agar ketika presentasi berjalan dengan lancar dan sukses.
Keseriusan campur was-was karena presentasi ini adalah untuk menentukan karirnya di perusahaan tersebut. Ada tiga opsi yang ditawarkan, yaitu: Diangkat menjadi karyawan tetap, diperpanjang kontrak, dan diberhentikan.
Permasalahan baginya, penyampaian presentasi menggunakan bahasa Inggris, padahal dia belum bisa atau masih terbata-bata inilah diantara kerisauannya. Hampir setiap malam dia berusaha untuk belajar hingga untuk makan saja lupa bahkan mau muntah jika hendak makan. Mungkin semua orang pasti mengalami hal tersebut.
Melihat demikian, ibunya memberikan motivasi agar dia harus optimis dalam menjalani segala sesuatu, karena menurut ibunya dia adalah anak yang cerdas. Dengan motivasi dari ibunya, dia akhirnya menjadi optimis. Pada akhirnya dia mendapatkan apa yang dia inginkan. Dia diterima dan diangkat menjadi karyawan tetap. Inilah buah keoptimisan dalam menghadapi permasalahan hidup.
Kenapa harus optimis dalam menjalani kehidupan ini?
Bermental Optimis sangat dibutuhkan untuk melakukan sesuatu usaha, tanpanya sulit untuk mewujudkan sebuah impian. Dalam berbagai macam kondisi apapun Optimis harus ada pada diri manusia.
Optimis adalah kunci kemenangan sedang kebalikannya pesimis adalah awal dari kekalahan. Sifat pesimis sangat dilarang dalam Islam karena akan meruntuhkan mental yang ada dalam diri manusia hingga tidak ada kemauan untuk menghadapi masalah yang sedang dihadapi. Para Nabi sangat mengecam perbuatan tersebut. Sebagai perkataan Nabi Ibrahim AS yang diabadikan dalam kitab suci Alquran surat Al,-Hijr:56.
Allah SWT berfirman:
قَالَ وَمَنْ يَّقْنَطُ مِنْ رَّحْمَةِ رَبِّهٖۤ اِلَّا الضَّآ لُّوْنَ
"Dia (Ibrahim) berkata, Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang yang sesat."
(QS. Al-Hijr 15: Ayat 56)
Kehidupan manusia dihadapkan pada dua kenyataan, kenikmatan dan musibah. Ada suka-ada duka, kemenangan- kekalahan, tertawa-tawa menangis, kesuksesan- kegagalan. Bagi manusia yang bermental Optimis mereka sangat kuat, mereka tak lemah oleh musibah, sebagaimana tidak Berlebihan saat mendapatkan nikmat. Tidak guncang oleh fitnah, sebagaimana tidak takabur karena pujian. Tak surut karena kekalahan, sebagaimana tidak merajalela karena kemenangan. Dalam situasi apa saja mereka selalu bermental Optimis dan selalu percaya diri.-waskito.
Belajar dari kisah Ibnu Taimiyah, beliau dalam menegakkan kebenaran banyak rintangan, halangan dan gangguan dari musuh-musuhnya, fitnah dan siksaan bertubih-tubih didapatkan, tetapi semua beliau hadapi dengan optimisme. Beliau berkata"Apa yang bisa dilakukan oleh musuh-musuhku kepadaku? Surgaku ada di dadaku. Bila aku di penjara, itu adalah khalwat ( mengasingkan diri untuk ibadah) bila aku diusir dari negeriku , itu adalah tandus. Bila aku dibunuh, itu adalah mati syahid."
Itulah gambaran bermental Optimis, selalu menghadapi permasalahan dengan positif thinking ketika mendapatkan kebaikan selalu bersyukur, begitu juga ketika mendapatkan masalah yang tidak baik selalu bersabar.
Apa yang dimaksud bermental Optimis?
Menurut kamus besar bahasa Indonesia "mental" berarti bersangkutan dengan batin dan watak manusia, yang bukan bersifat badan atau tenaga. Sementara "optimis"berarti orang yang selalu berpengharapan (berpandangan) baik dalam menghadapi segala hal.
Dalam bahasa Arab disebut At-Tafa'ul diartikan sebagai: pengharapan nasib baik atau optimisme.
menurut Lopez & Snyder (dalam Ghufron & Rini, 2010:95), berpendapat Optimisme adalah suatu harapan yang ada pada individu bahwa segala sesuatu akan berjalan menuju kearah kebaikan.
Goleman (dalam Ghufron & Rini, 2010:97) melihat optimisme melalui sudut pandang kecerdasan emosional, yakni suatu pertahanan diri pada seseorang agar jangan sampai terjatuh dalam masa kebodohan, putus asa, dan depresi bila menghadapi kesulitan.
Jadi bermental Optimis adalah sifat yang ada pada alam bawah sadar manusia yang mampu mengendalikan perilaku dalam mengatasi berbagai macam masalah yang dihadapi hingga mampu membawa kearah yang positif.
Bagaimana cara menciptakan bermental Optimis?
Manusia hidup selalu berhadapan dengan masalah, namun manusia tidak boleh menghindar atau lari dari masalah. Kecil atau besar masalah pasti ada jalan keluarnya. Berhasil atau tidak itu bukan prioritas, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita berusaha sekuat tenaga untuk melakukan sesuatu tindakan nyata dan penuh keyakinan bahwa kita bisa keluar dari masalah. Sikap itulah dibutuhkan untuk memecahkannya. Diantara sifat-sifat untuk senantiasa hidup penuh optimis,yaitu:
1. Bersyukur, manusia Sejak lahir sudah diberikan kemampuan, dengan kemampuan yang dimiliki manusia mampu menciptakan sebuah peradaban, semakin diasah kemampuannya, semakin tinggi pula peradabannya. Manusia selalu optimis melakukan sesuatu yang diinginkan. Manusia tidak bersayap tetapi manusia bisa terbang tinggi mengalahkan burung yang bersayap. Kenapa hal itu terjadi? Karena manusia itu pandai mensyukuri nikmat kemampuan yang Allah SWT berikan. Semakin bersyukur manusia semakin Allah SWT tambah kenikmatan untuknya.
Allah SWT berfirman:
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّـكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat."
(QS. Ibrahim 14: Ayat 7)
2. Sabar, setiap manusia akan senantiasa mendapatkan ujian dari Allah SWT. Ko bisa. Ya, karena Allah SWT sendiri yang menjelaskan di dalam kitab sucinya. Bahkan banyak kisah umat-umat terdahulu yang Diuji oleh Allah SWT. Contoh, Nabi Ya'qub matanya buta karena menangis terus atas hilangnya anaknya, yaitu Nabi Yusuf, tetapi beliau masih punya rasa optimisme bahwa Nabi Yusuf masih hidup. Dengan kesabarannya beliau menunggu bertahun-tahun Nabi Yusuf. Hingga beliau berkata kepada anaknya yang lain untuk mencari Nabi Yusuf. Hal ini diabadikan dalam Al-Qur'an.
Allah SWT berfirman:
يٰبَنِيَّ اذْهَبُوْا فَتَحَسَّسُوْا مِنْ يُّوْسُفَ وَاَخِيْهِ وَلَا تَاۡيْـئَسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ ۗ اِنَّهٗ لَا يَاۡيْـئَسُ مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْكٰفِرُوْنَ
"Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir."
(QS. Yusuf 12: Ayat 87)
3. Yakin, keyakinan adalah modal utama dalam sebuah usaha, ketiadaannya sulit untuk mencapai harapan yang dituju. Keyakinan laksana pondasi, jika keyakinan kuat maka harapan menjadi keniscayaan, tetapi sebaliknya jika lemah sulit mewujudkannya. Begitu juga jika anda membangun pondasi rumah yang kokoh, ia akan mampu atau kuat menopang seberat apapun beban yang dipikulnya.
Kesulitan, kesukaran, kegagalan dan lainnya pasti menjumpai anda, itu hal yang wajar. Sujadi dengan keyakinan yang kuat, bahwa dibalik kesulitan ada kemudahan.
Sebagaimana Allah SWT menjelaskan dalam Al-Qur'an.
Allah SWT berfirman:
فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,"
(QS. Al-Insyirah 94: Ayat 5)
Ayat ini diulang dua kali sebagai kalimat peneguhan untuk meyakinkan manusia bahwa hal itu benar-benar terjadi. Dan semua itu akan dialami oleh semua manusia dalam berselancar mengarungi samudera kehidupan.
4. Istiqomah atau teguh pendirian, keteguhan hati dalam mengarungi kehidupan ini sangat dibutuhkan. Optimis me itu kepunyaan orang-orang yang berhati teguh, kuat pendirian, tidak goyah oleh hempasan badai kehidupan, laksana batu karang dilautan, ia kokoh walau badai menghantam bertubi-tubi. Kegagalan tidak membuat ia lemah justru memacu semangat untuk terus berusaha memperbaiki diri kemudian maju lagi sampai harapan menjadi kenyataan.
Orang-orang yang sukses bukan tidak pernah gagal, justru berhadapan dengan beribu-ribu kegagalan. Coba lihat Thomas Alva Edison seorang penemu lampu pijar, dia mampu membuat lampu pijar diawali dengan ratusan kegagalan. Keteguhan membuatnya mampu menggapai harapan yang diinginkan.
5. Berpikir positif, segala sesuatu yang terjadi yang menjumpai kehidupan baik suka maupun duka jika disikapi dengan positif thinking, maka segala sesuatu yang terjadi menjadi indah. Karena pada dasarnya apa yang terjadi sudah di bawah arahan skenario sang penggenggam kehidupan, tergantung sutradara mau dibuat seperti apa? Manusia hanya menjalankan. Apapun yang terjadi dalam kehidupan ini pasti ada hikmahnya.
Demikian dalam mengarungi samudera kehidupan tidak semudah yang anda bayangkan, banyak sandungan, baru kerikil, halang rintang, gangguan dan lainnya yang menghadang anda. Semua itu bisa teratasi jika anda mempunyai sifat selalu bersyukur, punya keyakinan yang kuat, bersabar dalam menghadapi sesuatu dan mempunyai keteguhan hati, pasti anda mampu mengatasi semua. Ingat dibalik kesulitan ada sejuta kemudahan.
Komentar
Posting Komentar