Anda Sang Pembelajar Sejati

Tidak ada manusia yang dilahirkan dalam keadaan pandai, tetapi semua manusia Allah SWT telah berikan kemampuan. Tinggal bagaimana manusia mewujudkan kemampuan tersebut. Mewujudkan kepandaian dibutuhkan proses yang  maksimal. Ketiadaan proses jangan harap kemampuan itu terwujudnya.  Kemampuan (ilmu pengetahuan) tidak akan pernah datang untuk menghampiri anda, maka andalah yang menjemputnya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW.

عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اُطْلُبُ الْعِلُمَ وَلَوْ بِاالصِّيْنِ فَاِنَّ طَلَبَ الْعِلْمَ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَ مُسْلِمَةٍ اِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَضَعُ اَجْنِحَتِهَا لِطَالِبٍ رِضَاعًا بِمَا يَطْلُبُ ( رَوَاهُ اِبْنِ عَبْدِ الْبَرِّ )

Dari Ibnu Abbas R.A Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Carilah ilmu sekalipun di negeri Cina, karena sesungguhnya mencari ilmu itu wajib bagi seorang muslim laki-laki dan perempuan. Dan sesungguhnya para malaikat menaungkan sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu karena ridho terhadap amal perbuatannya. (H.R Ibnu Abdul Barr)


Allah SWT telah memberikan pada setiap makhluk ability, kompetisi atau kemampuan,  tergantung manusia untuk mewujudkannya. Ability akan nampak kepermukaan  jika ada usaha. Belajar adalah salah satu usaha manusia untuk merubah diri dari tidak tahu menjadi tahu.

Untuk mencapai sejauh mana anda menguasai ilmu pengetahuan ditentukan sejauh mana nilai kesungguhan anda belajar. Semakin tinggi nilai kesungguhan anda dalam belajar, semakin banyak ilmu pengetahuan yang anda miliki, sebaliknya semakin rendah nilai kesungguhan anda belajar, semakin rendah ilmu pengetahuan yang anda dapat.

Kenapa manusia harus belajar? Manusia  makhluk yang diberikan kelebihan oleh Allah SWT berupa akal, dengan akal manusia mampu merubah dunia ini. Apa saja yang dia mau bisa terwujud. Tentunya tergantung tingkat keilmuan yang diperolehnya.

Coba perhatikan dari awal keberadaan manusia ada di dunia ini, dari tidak berbusana sampai berbusana, dari tinggal di goa-goa kini tinggal di rumah-rumah mewah, dari berjalan kaki kini dengan transportasi super canggih, dari perjalanan memakan waktu berjam-jam kini cukup singkat, dan tentunya banyak sekali yang dibuat manusia. Kenapa itu terjadi? Karena manusia menguasai ilmu pengetahuan, dengan ilmu pengetahuan manusia mampu merubah kehidupannya.

Ketika ilmu pengetahuan mampu ditaklukkan, maka manusia akan mampu menguasai dunia. pada gilirannya manusia mendapatkan kedudukan yang tinggi. Allah SWT pernah mengatakan dalam kitab sucinya pada surat Al-Mujadilah ayat 11.

يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ  ۙ  وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍ   ۗ  وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Mujadilah 58: Ayat 11)

Baik muslim maupun non muslim jika telah menguasai ilmu pengetahuan, mereka akan diangkat derajatnya dihadapan manusia di dunia ini, tetapi ketika mereka mempunyai keimanan yang kuat dalam Islam, mereka akan diangkat derajatnya bukan saja di dunia bahkan sampai ke akhirat mereka mendapat kemuliaan.

Belajar sangat dianjurkan dalam Islam, tidak ada diskriminasi dalam belajar. Pria dan wanita mendapatkan kedudukan yang sama. Sebagaimana yang tertuang dalam sabda Rasulullah. 
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ
Artinya : ”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Barr)

Ketika ada keinginan anda untuk menuntut ilmu pengetahuan. Allah SWT, memudahkan jalan keluarnya. Sebagaimana sabda Rasulullah.

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Artinya: "Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim, no. 2699).

Dengan ilmu anda bisa menundukkan dunia ini, ketika dunia tunduk apapun yang anda minta akan terwujud hingga anda  mendapatkan kebahagiaan hidup. Hal ini tertuang dalam sabda Rasulullah.

مَنْ أَرَا دَالدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِا لْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَالْاآخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ
Artinya : ”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”. (HR. Turmudzi)

Jadikan diri anda sang pembelajar sejati yang tidak mengenal waktu, usia dan tempat untuk senantiasa belajar dan belajar atau belajar sepanjang hayat (kehidupan).long education.sebagaimana sabda Rasulullah.
أُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى الَّلحْدِ
Artinya : ”Carilah ilmu sejak dari buaian hingga ke liang lahat”. (Al Hadits)

Apakah yang dimaksud pembelajar? 
Menurut kamus besar bahasa Indonesia kata Pembelar asal dari kata dasar ajar.
Pembelajar memiliki arti orang yang membelajarkan. Sementara sejati mempunyai arti sebenarnya- tulen, asli, murni, tidak kancing, atau tidak ada campurannya. Jadi pembelajar sejati adalah orang yang memposisikan diri untuk senantiasa belajar dengan tekun guna meraih ilmu pengetahuan yang dicita-citakan.oleh karena itu "Jadikan anak-anak sebagai generasi pembelajar. Dengan perasaan senang datang ke sekolah dan pulang sekolah. - Anies Baswedan

Bagaimana agar sang pembelajar memperoleh ilmu pengetahuan?
Menuntut ilmu tidak semudah membalikkan telapak tangan, perlu pengorbanan, kesungguhan, waktu, biaya, guru dan lain sebagainya. Sebagaimana  perkataan Imam Syafi'i dalam kitab Ta'lim Muta'alim.

أَخِي لَنْ تَنَالَ الْعِلْمَ إلَّا بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيكَ عَنْ تَفْصِيلِهَا بِبَيَانِ

ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاجْتِهَادٌوَبُلْغَةٌ وَصُحْبَةُ أُسْتَاذٍ وَطُولُ زَمَانِ

Saudaraku, engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam perkara. Akan aku kabarkan padamu perinciannya degan jelas; Kecerdasan, kemauan keras, semangat, bekal cukup (harta),bimbingan ustadz dan waktu yang lama [Diwan Syafi’i]

Langkah-langkah menjadi sang pembelajar sejati: 
Pertama, kecerdasan. Pada dasarnya manusia sudah diberikan kecerdasan tinggal bagaimana manusia itu sendiri berusaha semaksimal mungkin untuk senantiasa mewujudkan kecerdasannya. Pendidikanlah yang bisa mewujudkan kecerdasan tersebut, entah pendidikan formal atau non formal. Jika manusia belum dewasa butuh orang lain untuk menghantarkan ke dunia pendidikan. Misal orang tua, di tangan orang tualah anak akan menjadi apa kedepannya. sebagaimana sabda Rasulullah SAW.

عَنْ اَبِىْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَاَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ اَوْ يُنَصِّرَنِهِ اَوْ يُمَجِّسَنِهِ (رَوَاهُ الْبُخَارِى وَمُسْلِمْ )

Dari Abu Hurairah R.A, Ia berkata: Rasulullah SAW bersabda : “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, ayah dan ibunyalah yang menjadikan Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhori dan Muslim)

عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَدِّبُوْا اَوْلَادَكُمْ عَلَى ثَلَاثِ خِصَالٍ : حُبِّ نَبِيِّكُمْ وَحُبِّ اَهْلِ بَيْتِهِ وَ قِرَأَةُ الْقُرْأَنِ فَإِنَّ حَمْلَةَ الْقُرْأَنُ فِيْ ظِلِّ اللهِ يَوْمَ لَا ظِلٌّ ظِلَّهُ مَعَ اَنْبِيَائِهِ وَاَصْفِيَائِهِ (رَوَاهُ الدَّيْلَمِ )

Dari Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Didiklah anak-anak kalian dengan tiga macam perkara yaitu mencintai Nabi kalian dan keluarganya serta membaca Al-Qur’an, karena sesungguhnya orang yang menjunjung tinggi Al-Qur’an akan berada di bawah lindungan Allah, diwaktu tidak ada lindungan selain lindungan-Nya bersama para Nabi dan kekasihnya” (H.R Ad-Dailami)

Kedua, kemauan keras atau keinginan keras adalah modal utama dalam menuntut ilmu pengetahuan, tanpa keinginan sulit rasanya  untuk mewujudkan impian atau cita-cita. Keberhasilan para pembelajar karena didasari oleh nilai kesungguhan. Kemauan keras yang terpatri akan menghancurkan halang-rintang yang menghadang sang pembelajar. Kelelahan pasti ada ditemui sang pembelajar dan itu tidak bisa di hindarkan, karena itu merupakan pelangi kehidupan yang menghiasi perjalanan sang pembelajar. Sebagaimana Imam Syafi'i berkata.
"Jika kamu tidak tahan lelahnya belajar, maka kamu harus tahan dengan perihnya kebodohan" 

Ketiga, semangat. Keinginan yang keras akan terealisasi dengan adanya semangat, besarnya semangat akan mampu melelehkan kerasnya baja. Semangat merupakan dinamosasi sebuah usaha untuk mencapai target yang hendak dicapai, ketiadaannya sulit untuk untuk meraih sebuah kesuksesan. Mungkin anda pernah melihat atau mendengar seorang anak tukang becak mampu meraih impiannya menjadi seorang sarjana dengan prestasi yang membanggakan, kenapa hal ini terjadi padahal hanya seorang anak tukang becak yang anda tahu sendiri penghasilan setiap harinya, tetapi karena bermodal semangat dia mampu menyingkirkan rintangan-rintangan yang menghadangnya.

Keempat, ada biaya. Di dunia ini tidak ada yang gratis semua perlu biaya, ketiadaannya membuat impian hanya sekedar angan-angan belaka. Semakin mahal pembiayaan pendidikan semakin berkualitas hasil yang dicapai karena semua pasilitas kegiatan pembelajaran terpenuhi, sementara pembiayaan murah biasanya hanya sekedar apa adanya tentunya hasilnyapun seadanya alias tidak maksimal. Kata seorang guru penulis.
" Seberapa besar pembiayaan yang kamu keluarkan untuk pendidikan, maka dia akan kembali berkali-kali lipat".

Coba perhatikan untuk menjadi seorang dokter saja memerlukan biaya yang tidak cukup sedikit, maka wajar setelah berhasil mencapainya pundi-pundi mutiara memenuhi koceknya. Begitu juga dalam bidang yang lain.

Kelima, ada pembimbing. Belajar tanpa pembimbing atau guru laksana berjalan tanpa obor, dia tak akan tahu kemana arah yang dituju, bisa jadi dia akan tersesat bahkan terjatuh ke jurang yang dalam.
Guru laksana cahaya yang mampu menerangi ketidak tahuan para murid-muridnya.

Pandai-pandailah mencari guru dan jangan  sampai anda salah mencari guru karena bisa berakibat patal. Berapa banyak orang-orang yang salah mencari guru yang mengakibatkan dirinya terjemus pada perbuatan-perbuatan yang menyalahi aturan kehidupan. Mereka menganggap dirinya paling benar dan orang-orang yang tidak sepaham dengan mereka adalah musuh dan harus disingkirkan. Oleh karena itu berarti-hatilah.

Keenam, butuh waktu lama.Menjadi seorang dokter, insinyur, guru dan profesi lainnya membutuhkan waktu yang cukup lama bahkan memakan waktu puluhan tahun. Bertahun-tahun mereka ditempa, diasah, dilatih. Kepedihan, kelelahan, meninggal kenikmatan dunia mereka dapati. Pada akhirnya mereka menikmati hasil jerih payahnya selama bertahun-tahun mereka jalankan.

Imam Al-Baihaqi berkata:”Ilmu tidak akan mungkin didapatkan kecuali dengakita meluangkan waktu”.

Imam Al-Qadhi ditanya: “Sampai kapan seseorang harus menuntut ilmu?” Beliau menjawab: ”Sampai ia meninggal dan ikut tertuang tempat tintanya ke liang kubur.”

Jadilah sang pembelajar sejati. Lelah anda dalam menuntut ilmu akan terbayar pada saatnya. Percayalah anda pasti bisa!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Duta Guru Inspiratif DKI Jakarta; Anugerah GTK Madrasah Berprestasi Tingkat Nasional 2024.

Hadiah dari Allah yang Terabaikan

Tukang Minyak Keliling Pencetak Para Sarjana